2020-39
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bahan baru sebagai alternatif pengawet daging yang ramah lingkungan, sehat, tidak berbahan kimia, dan terjangkau masyarakat. Adapun latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah karena maraknya daging yang diawetkan dengan bahan kimia yang tidak menyehatkan tubuh. Meskipun sudah ada pengawet daging yang aman untuk digunakan, bahan-bahannya sering kali sulit untuk ditemui dan tidak terjangkau.
Jamur tempe memiliki potensi yang baik untuk dijadikan alternatif dalam pengawetan daging dikarenakan jamur tempe memiliki kemampuan untuk menahan pertumbuhan mikroba yang bisa mempercepat pembusukan daging. Jamur tempe juga memproduksi enzim yang memperlambat penuaan daging.
Penelitian ini akan dibuat dengan metode eksperimen yang membutuhkan beberapa kali percobaan. Lalu data diolah dengan format tabel. Daging akan diamati perubahan tekstur, rasa, dan warnanya sebagai ukuran busuk atau tidaknya. Diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti dan juga masyarakat.
Pembimbing
- Diana Susyari Mardijanti,S.Pd, M.PFis.
- Lela Siti Nurlaila, S.Pd.
Tim Peneliti
XI MIPA 8, tahun 2020
- Arina Cinta Ihlasia
- Bahira Andaristi Rioputri
- Ismoyo Suryorindang
- Kamila Jasmine
- Nalitha Putri Azzahra
Produk
Kesimpulan
Berikut simpulan yang dapat diambil perihal “Penggunaan Jamur Tempe dalam Proses Pengawetan Daging” berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
- Jamur tempe tidak dapat tumbuh pada daging mentah karena akan mengakibatkan daging berlendir. Sehingga jamur tempe hanya dapat tumbuh pada daging yang telah dimatangkan terlebih dahulu karena hasil dagingnya terasa kering dan akan tumbuh hifa jamur seperti serabut-serabut putih.
- Penggunaan jamur tempe dalam proses pengawetan daging dinyatakan tidak efektif karena akan menghasilkan daging dengan ciri-ciri kebusukkan seperti berlendir, berbau menyengat, berair, dan hifa jamur yang menghitam. Daging yang dihasilkan bukannya menjadi lebih tahan lama tetapi daging tidak dapat dikonsumsi kembali.
Saran
Berikut saran yang dapat disampaikan peneliti yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran pada penelitian selanjutnya.
- Dikarenakan penggunaan jamur tempe tidak efektif dalam proses pengawetan daging, akan lebih baik jika menggunakan jenis jamur lain seperti jamur Aspergillus oryzae yang mempunyai sifat tertentu yang lebih tepat dalam pengawetan daging.
- Diharapkan melakukan di tempat yang lebih steril karena akan memengaruhi pertumbuhan jamur dengan suhu dan kelembaban lingkungan yang cukup bagi sampel yang diteliti.
- Untuk dapat memaksimalkan penelitian harap melakukan uji coba terhadap pada sampel protein hewani lainnya seperti unggas dan ikan.














