Informasi yang ada saat ini mengindikasikan bahwa dua cara utama transmisi virus COVID-19, yaitu dari percikan (droplet) saluran pernapasan dan kontak. Percikan saluran pernapasan dihasilkan saat seseorang batuk atau bersin. Setiap orang yang berada dalam kontak erat (dalam radius 1 m) dengan orang yang menunjukkan gejala-gejala gangguan pernapasan, seperti batuk atau bersin, berisiko terpapar percikan saluran pernapasan yang kemungkinan dapat menyebabkan infeksi. Percikan juga dapat jatuh ke permukaan benda di mana virus akan tetap aktif. Oleh karena itu, lingkungan sekitar dapat menjadi sumber penularan (penularan kontak) (WHO, April 2020).

Untuk mencegah penularan, pemerintah mengeluarkan kebijakan. Salah satu upaya yang telah disepakati dunia adalah penggunaan masker oleh seluruh masyarakat. Berbagai studi telah membuktikan efektifitas masker dalam mencegah penyakit infeksi saluran pernafasan, masker N95 dan masker bedah memiliki efektifitas di atas 90%. Demi menjaga ketersediaan masker, masyarakat umum sangat dianjurkan memakai masker kain. Jenis masker kain yang dianjurkan adalah masker kain 3 lapis. Penggunaan masker kain 1 lapis seperti scuba dan buff sangat tidak dianjurkan, karena tdak memiliki cukup proteksi terhadap partikel aerosol virus SARS-CoV 2.

Bukti untuk menggunakan masker kain dalam mencegah penularan virus pernapasan di masyarakat masih terbatas pada beberapa studi yang dilakukan (Cheng et al., 2020). Sangat sedikit penelitian berkualitas yang tersedia tentang penggunaan masker kain, terutama dalam konteks non-medis. Penggunaan masker kain selama pandemi virus corona (Covid-19) sampai dengan saat ini masih diperdebatkan (Susanna Esposito, Nicola Principi, Chi Chi Leung, 2020) (Tirupathi, Bharathidasan, Palabindala, Salim, & Al-Tawfiq, 2020).

Efektivitas filtrasi masker kain umumnya lebih rendah dari masker medis dan respirator. Namun, masker kain mungkin memberikan perlindungan yang signifikan apabila diproduksi dengan baik dan dipakai secara benar, sesuai panduan Kementerian Kesehatan. Masker kain multilayer didesain agar sesuai dapat menutup dan dagu yang terbuat dari kain tahan air dengan jumlah serat benang yang banyak dan lebih halus, serta dapat memberikan perlindungan secara baik (Chughtai, Seale, & Macintyre, 2020).

Masker dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi atau tertularnya virus, tetapi tidak menghilangkan risiko, terutama ketika suatu penyakit memiliki lebih dari satu jalur penularan, seperti virus corona ini. Jadi, masker apapun akan memiliki efek yang tidak maksimal, jika tidak digunakan bersamaan dengan upaya pencegahan lainnya.